29.6.10

Mengangkat Hidup

Hidup ini penuh dengan pilihan. Seringkali kita dihadapkan pada pilihan-pilihan berat yang wajib kita pilih saat itu juga. Kita bingung? Pasti!... Tapi dibalik semua kebingungan itu, tentu ada satu hal yang bisa kita petik. Bahwa kita akan belajar lebih dewasa. Dewasa dalam berpikir dan bertindak.

Kita tak perlu takut apakah pilihan kita benar atau salah, karena semua pilihan pasti ada jalannya sendiri. Sebuah pilihan bisa dianggap benar setelah kita sukses melalui proses perjuangan dan pendewasaan yang panjang. Dan jika pilihan kita ternyata salah, kita masih punya waktu untuk berjuang dan membuatnya menjadi benar. Rumit? Yah, intinya semua pilihan itu kita sendiri yang menentukannya...

Mengapa aku berbicara panjang kali lebar tentang sebuah pilihan? Ini karena pembicaraanku beberapa menit yang lalu di YM dengan salah satu sulmetku (diadaptasi dari kata soulmate). Si Sulmet ini sedang dilanda kebingungan yang sangat karena dia harus memilih antara cinta dan karir. Masalah sebenarnya sih soal karir. Dia sebagai anak pertama dituntut oleh keluarganya untuk mengejar si karir itu. Dan ini berarti ia harus mengorbankan hidupnya sekarang, bahkan cintanya... cieee... romantis banget to?

Sebenarnya tidak setragis itu juga sih... Sulmet ini hanya (sedikit) dipaksa orang tuanya untuk bekerja dan mengejar karirnya di negeri seberang. Nggak jauh, hanya di seberang laut sana yang jaraknya cuma beberapa senti didalam peta Indonesia. Bukan tempat asing juga karena disanalah dia dilahirkan. Tapi, nggak semudah itu. Dia sudah hidup disini sejak kecil. Dikota inilah dia mengisi hari-harinya dengan tawa dan air mata. Disini ada sahabat dan cintanya yang nggak mungkin dia tinggalkan begitu saja.

Awalnya aku keheranan waktu dia cerita, kenapa baginya masalah ini berat banget? Bukannya tinggal bilang kalo dia berat berpisah dengan hidupnya sekarang? Dia juga seorang cewek, yang tidak wajib untuk mengejar karir. Disini dia juga sudah bekerja, dan gajinya juga lumayan gede. Lalu what's the problem?...

Dia diam beberapa saat saat aku menanyakan soal itu, lalu menjawab hanya dengan mengutip satu kalimat yang dilontarkan ibunya " yo wes terserah! Diatur agar mengangkat hidup keluarganya ko nggak mau!"

Aku berpikir sejenak... Mengangkat hidup? Sepenting itukah? Setahuku Sulmet itu berasal dari keluarga yang termasuk berada. Bahkan gaya hidupnya jauh lebih mewah daripada aku... Lalu mengangkat hidup seperti apa lagi yang dimaksud?

Kalau begini, aku nggak bisa berkata-kata lagi. Karena sudah jelas ini pilihan mutlak yang harus dipilihnya. Karena jika ia menolak, terlalu besar beban yang harus ia tanggung. Selain (mungkin) ia dicap anak durhaka, dia juga harus membuktikan bahwa disini dia juga bisa sukses. Dan itu jelas lebih berat karena disana sudah ada pekerjaan yang menunggunya, sementara disini dia harus berjuang sendirian. Tapi tidak seburuk itu juga, karena masih ada satu kabar baik. Orang tuanya menyanggupi untuk mengajak si Pacar juga kelak. Nah! So what are you waiting for?...

Pilihan berat seperti inilah yang aku bicarakan diatas. Paling nggak, pilihan ini cukup berat bagi Sulmet. Dia harus rela mengorbankan perasaannya untuk berpisah dengan orang-orang yang disayanginya disini. Tapi hidup masih panjang. Teman ada dimana-mana. Apalagi sekarang situs jenjaring sosial juga marak. Dan soal cinta, jodoh itu tak akan kemana bukan? Mungkin kali ini Sulmet harus bersikap dewasa. Dia harus bisa berpikir jauh dan bertindak dengan benar... :)

7 komentar:

  1. Kunjungan balasan... Makasih ya udah mampir ke rumahku.

    Rumahnya cantik sekali lho.. Jadi kerasan deh mampir kesini.

    BalasHapus
  2. Rupanya... si sulmet ini masih berat utk berpisah dengan kenangan manis masa lalu, juga dg kehidupan dan persahabatan yg kini sudah nyaman dilaluinya.

    BalasHapus
  3. hidup memang harus memilih. kadang gampang kadang susah di saat harus memilih. jika semua pilihan itu sulit, tinggal ambil kertas, dikocok, dapat deh mana yang harus dipilih.
    salam kenal dan salam persahablogan
    :D

    BalasHapus
  4. duh, belum pernah neh dihadapi pilihan kek gitu,,..

    BalasHapus
  5. Yups si Sulmate kudu siap dengan resiko ato komnsekuensi atas pilihannya itu ya...

    BalasHapus
  6. Selamat malam... mampir lagi.. :D

    BalasHapus