12.4.10

Sori, Aku Idealis Soal Musik

Bosan, itu kata yang tepat untuk menggambarkan perasaanku jika ditanya soal koleksi laguku. Aku benar-benar bosan harus menjawab "Nggak ada!" saat orang2 bertanya apakah aku punya lagu ini atau punya lagu itu. Aku memang nggak suka mengkoleksi lagu, apalagi lagu2 baru yang fresh from the oven. Lalu apa reaksi mereka? Mereka serempak menjawab kalo aku gak gaul lah, kuper lah, jadul lah...

Seperti kemarin, salah satu saudaraku ngotot pengen minta lagu salah satu band baru. Aku jelas nggak punya lah... Ealah, malah ngotot, jelasin panjang kali lebar, ngomong seleraku tuwir dan jadul, lalu ujung2nya nyuruh aku nyariin. Heeeehhh???... Mana aku mau?

Whatever... Aku gak peduli mereka ngomong apa. Tapi memang aku idealis banget soal musik. Seumur hidup aku obsesi banget dengan lagu2 Slow Rock 80-an. Dan seiring berjalannya waktu, aku mulai bisa menerima lagu2 baru, tapi lalu Stuck disitu. Terjebak antara lagu2 tahun 80-90 an.

Jangan tanya aku soal lagu2 sekarang. Aku nggak bakalan tau. Tapi jika kalian tanya aku soal lagu2 rock alternative sebangsa radiohead, incubus, pasti aku jawab sebisaku. Lihat saja lagu2 sepanjang masaku yang ga pernah absen dari daftar playlist Winamp. Creep-nya Radiohead, Iris-nya Goo Goo Dolls, Blurry-nya Puddle Of Mudd, Bizzare Love Triangle-nya Frente, Cnacer-nya My Chemical Romance, dan beberapa lagu sejenis. Sedangkan soal lagu lokal, aku tetap punya pilihan utama. Bintang Jatuh-nya Ipank (sebenarnya semua lagunya Ipank aku suka. Tapi satu itu yang paling mengena). Walaupun sekarang aku bisa 'sedikit' menerima lagu2 lokal lain semacam Geisha dan Zigas, tapi band lawas seperti Kotak, Andra & The Backbone,  J-Rock, masih belum membuatku bosan.

Jadi, please... Buat orang2 yang kenal aku, tolong jangan tanya aku soal lagu jaman sekarang. Percuma, jelasin sampai jelek juga aku nggak bakalan punya. Jangankan punya, denger aja belum pernah.. :P

6.4.10

Facebook Semakin Lebay Saja

Semakin hari, tingkat kebosanan saya terhadap Facebook semakin meningkat. Berawal dari bosan membuat status, bosan membalas komen, bosan melihat ajakan bermain game Farmville, bosan melihat friend request yang bejibun (haha... sok ngartis), bosan membuka message, dan kebosanan2 yang lain.

Saya heran, bagaimana bisa teman2 saya yang memiliki jam sepak terjang cukup lama dibanding saya dalam ber-Facebook-ria bisa tetap eksis sampai detik ini? Bahkan saya perhatikan status2 (yang sebagian besar gak penting) hampir setiap menit di-update, sehingga memenuhi seluruh wall Home saya. Dan yang paling menjengkelkan adalah jika semua Update-nya hanyalah kegiatan bermain Farmville...!

Facebook memang lebay. Saya sempat menemukan salah satu blog yang membahas soal ini (sori, tapi lupa tadi belum sempet nge-save). Salah satu contohnya adalah disediakannya berbagai pilihan untuk Relationship Status. 7 bo'! Apa gak kurang banyak tuh? Saya sempat bingung dalam menentukan apa status saya. Memangnya, apa maksud dari In Relationship, It's Complicated, dan In an open Relationship... ? Awalnya saya pikir It's Complicated berarti kita sedang berada dalam hubungan yang nggantung alias HTS, TTM, atau semacamnya. Tapi apa bedanya dengan In an open Relationship? Lalu Married bukannya bisa dimasukkan dalam In Relationship juga ya?... Mending Facebook hanya menyediakan 2 pilihan saja. Single dan In Relationship. Jadi kita tidak akan bingung2 menentukan kan?

Satu lagi yang membuat saya bosan. Yaitu bertambahnya Friend Request 2-3 biji setiap harinya. Jika ada Mutual Friend gitu masih mending. Tapi gimana kalo gak ada sama sekali??? Emang dia tahu profil saya darimana? Group? Event?... Sampai detik ini masih ada 68 friend request yang menghiasi Facebook saya dan tak pernah saya sentuh sedikitpun... Kecuali memiliki mutual friend diatas 5, saya akan menimbang2 lagi apakah perlu saya confirm atau tidak. Bukannya sombong, sok ngartis, atau apa... Tapi saja kapok meng-confirm sembarangan. Pernah saya mengconfirm seseorang, yang ternyata sangat2 menyebalkan. Dia menghiasi status saya dengan berbagai nasihat2 spiritual dan ceramah agama. Jiaaahhh... Facebook kan buat gayus, buat gila2an. Dapat komen kayak gitu tentu saya langsung mati gaya! Akhirnya dengan sangat berat saya harus berbuat jahat dengan menghapusnya.

Hal ini juga terjadi pada adik ipar saya. Yang wall Facebook-nya dikirimi gambar2 porno dari salah seorang yang baru ia confirm. Nah! Lalu bagaimana bisa berteman dengan baik jika memberi kesan buruk seperti itu? Maksudnya apa?

Saya tahu mungkin posting ini mengesankan bahwa saya adalah seorang penjahat keji dan tega yang sosiopat. Dan bahkan mungkin bisa membuat saya menjadi seorang Public Enemy :P Tapi jujur, semua ini demi kebaikan kita bersama, sehingga tidak ada yang merasa gak enak hati. Saya juga masih 'mau' meng-confirm jika orang yang nge-add saya itu lebih dulu mengirimkan message perkenalan, jadi saya nggak akan salah confirm lagi.

Akhirnya dengan ini saya membuat statement, bahwa saya "sangat bosan dengan facebook dan segala sesuatu didalamnya".  Mungkin saya harus kembali pindah pada Twitter, atau membuat akun di Plurk atau justru ikut social network buatan Indonesia.

Sorry guys ^_^v

5.4.10

'Cantik'... Pentingkah?

Semua berawal dari satu pertanyaan: "cantik itu apa?"

Beberapa hari lalu pertanyaan itu menjadi status Facebook-ku, gara2 habis membaca blognya mbak Jenny Jusuf. Tapi saat itu murni hanya sebatas pertanyaan iseng... dengan alasan hanya ingin tahu apa definisi 'cantik' dimata temen2ku.
Siapa sangka, esok harinya aku terlibat dalam pembahasan serupa. Bukan soal mendefinisikan 'cantik' lagi seh, tapi tetep ada kaitannya juga.

Ceritanya temenku lagi curhat. Dia curhat tentang putus dengan cowoknya. Kejadian pas mereka putus, alasan mereka putus, rencana temenku setelah putus, bla bla bla... Anehnya, hubungan mereka yang udah berjalan 2 tahun backstreet itu kandas dengan hanya diwarnai semalam saja hujan air mata. Bayangkan! Hanya SEMALAM!... Entah apakah karena temenku itu termasuk kategori cewek TEGAR, dewasa, atau justru mereka putus dengan cara yang tidak baik dan penuh emosi?... Karena menurutku, hubungan yang berjalan dengan sembunyi2 selama 2 tahun tentu sudah melalui perjuangan yang amat panjang. Apakah mereka akhirnya sadar kalo orang tua tidak akan merestui? Apakah mereka sudah menyerah dan putus asa? Karena terus digelayuti pertanyaan 'Mengapa?' akhirnya aku benar2 bertanya:

aku         : mengapa???
temenku  : gak tau. kayaknya aku udah bulet banget pengen putus.
aku         : kok gak nangis? hanya segitu aja nangisnya?
temenku  : he-eh... (meringis)
aku         : udah nyerah soal masalah orang tua?
temenku  : maybe... pertengkaran kemaren juga gara2 soal itu kan?
aku         : emang orang tua udah mutlak gak bakal setuju tah?
temenku  : kayake mutlak... gak mungkin banget
aku         : emang apa masalahnya? prinsip?
temenku  : gak juga... ehm!... orang tuanya gak setuju karena... masalah fisik
aku         : WHAT? (kaget)
temenku  : iya... masalah utamanya soal fisik. dan karena fisikku gak isa dirubah... jadi jelas bahwa emang gak ada harapan

Aku tertegun... Kaget campur agak shock sedikit. Ternyata jaman modern kayak gini masih ada orang yang berpikiran kayak gitu. Selama ini aku pikir, orang tua paling nggak pengertian adalah yang nggak mau menerima pacar anaknya gara2 materi. Ternyata ada lagi selain itu???
Rasanya aku ikutan sebel. Selain karena aku kasihan sama temenku, aku juga merasa sudah ikut terhina (hayahh..). Masalahnya, aku nggak bisa dibilang cantik (tapi suer... gak jelek2 banget kok :P), dan fisikku malah nggak normal.
Emangnya, cantik itu yang kayak gimana seh? Kulit putih, rambut lurus (rebondingan), mata bulet, bibir merah, kutilang darat (kurus, tinggi, langsing, dada rata)?...

Buat aku, Cantik itu kayak persyaratannya Miss Universe. Beauty, Brain, and Behavior. Buat Beauty, kayaknya relatif ya? Setiap orang tentu punya penilaian berbeda soal Cantik. Tapi Brain n Behavior itu... Penting banget! Itu hal utama yang harus dimiliki cewek yang mau dikatakan Cantik.

Jadi, Cantik itu penting nggak sih?...