29.12.09

Sebuah Perjalanan di Suatu Sore [Cerpuen Tandem]

Sore hampir berlalu, matahari sudah bersiap2 mengucapkan selamat tinggal dan menghilang dibalik ufuk. Tapi cewek bertubuh kurus itu masih tetap berjalan. Hanya dengan berbekal sebuah tas ransel, yang ukurannya cukup extreme jika dibandingkan dengan tubuhnya yang kecil. Dia berjalan dan berjalan... tanpa tahu kemana tujuannya. Tanpa tahu kemana kakinya melangkah.

Sebuah sepeda motor menjajari langkahnya, "ojek mbak?"
Dia menggeleng pelan pada pengendara yang sangat asing itu.
"mau kemana sih? saya anter deh!" tanya tukang ojek itu sedikit memaksa.
Cewek itu menggeleng lagi, kali ini lebih tegas, "nggak bang! makasih!..."
"Duh, judes banget sih mbak?... orang nanya baik2 kok" gumam tukang ojek itu sambil berlalu pergi.

Cewek itu menarik nafas panjang. Memangnya aku juga tahu kemana aku pergi?. Kepalanya terasa berat. Penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang dia sendiri tak tahu jawabannya. Jangankan jawaban, kemana pertanyaan itu ditujukan pun ia sendiri belum tahu. Jadi ia hanya bisa menebak... berusaha mencari jawaban2nya sendiri.

Kemana ia akan pergi? Ia sendiri juga tak tahu. Ia hanya ingin mengikuti bisikan angin. Pergi ke ujung penghabisan dimana angin itu berhenti. Mengakhiri semua kisah yang penuh ke-bull shit-an ini. Hidupnya sudah terlalu melelahkan. Dia hidup, tapi tak merasa hidup. Selama ini terlalu banyak omong kosong dan aturan ini itu yang harus ia jalani. Ia ingin bernafas. Ia ingin bebas. Ia ingin merdeka...

Kerja, Pulang, Update Status Facebook, Tidur... Itulah yang selau terjadi tiap harinya. Selalu berurutan bagai sebuah mesin otomatis yang berjalan sendiri. Dia sangat bosan. Apakah hidup seorang Lexa hanya akan berlalu seperti ini?

DAMN!

Dan disinilah dia sekarang. Memutuskan untuk mengambil keputusan yang berbeda. Mengumpulkan seluruh keberanian yang ditumpuk selama bertahun2. Dia berbelok dari jalan yang selama ini ia tempuh. Tak kan ada lagi aturan2 itu. Tak kan ada lagi orang2 dengan komentar tak penting itu. Ia ingin membangun kembali mimpinya yang sempat terbengkalai beberapa tahun yang lalu.

Dia mulai berkhayal. Seandainya ada malaikat yang bisa menolongku. Tak usah repot-repot memberi solusi yang mungkin aku tak tahu maksudnya. Hanya dengan menemaniku saja sudah cukup. Berada disampingku dan membuatku tertawa. Membuatku melupakan sejenak segala seluk beluk dunia ini. Bisa membuatku tak lagi merasa menjadi anggota Power Rangers yang harus selalu menjaga perdamaian dunia... Andai malaikat itu ada...

Ding! Tiba2 dia teringat sebuah kalimat dari salah satu temannya. sebuah kalimat yang ia kutip untuk menghiasi buku diarynya. Kalimat yang selalu mengingatkannya pada sesosok kecil cewek yang sudah dikenalnya beberapa tahun yang lalu. Malaikat Terlalu Sibuk, Untuk Itulah Aku Turun Ke Bumi

Perlahan ia mengambil ponsel dari dalam sakunya. Dibacanya satu persatu daftar nama pada phonebook-nya. Lalu perhatiannya tertuju pada satu nama yang sudah tak asing, LANA

Dia sekarang tahu harus kemana. Bibirnya tertarik keatas membentuk sebuah senyuman kecil, lalu dengan sigap jempolnya menari-nari diatas keypad yang huruf2nya sudah luntur tersebut. Dia membaca tulisannya sekilas, lalu dengan mantap ia mengklik tombol Send

Lan... Aku jadi tidur di kost-anmu yah? Tunggu aku sejam lagi

Edisi Perdana
Oleh Andrea Kugy
Baca naskah aslinya disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar