2.3.10

Isi Diary-ku : Aku Mencintai Kekuranganku

Kembali kubuka blog itu dari bookmark-ku. Aku membacanya lagi. Sepertinya kubaca berkali-kali pun takkan pernah ada bosannya. Setiap postingan aku baca 2-3 kali sambil menghayatinya dalam2. Bahkan, sudah berjalan 4 hari, dan aku masih saja membaca 2 posting??? Bukan penulisnya yang salah... Tapi karena memang tulisannya patut dibaca, patut diresapi... Bagi orang-orang bernasib sama sepertiku...

Aku nggak tahu perasaanku sebenarnya. Senang, tentu saja! Setelah sekian lama, akhirnya aku menemukan forum berkumpulnya orang-orang yang mengerti perasaanku. Tapi juga takut, karena aku harus menerima berbagai kenyataan yang terlalu pahit untuk diterima... Realita yang selama ini hanya aku pandang sebelah mata.

Kebanyakan mereka menjalani hidup dalam kesakitan... Mereka terpuruk, mereka terluka, dan mereka berjuang untuk tetap bertahan. Bahkan ada yang harus rela pindah dari satu meja operasi ke meja operasi yang lain (ah... menuliskan kata OPERASI saja aku sudah ngeri). Tapi... Jawaban akhir mereka tetaplah sama. Tak ada hasilnya. Kami tidak bisa sembuh... Bahkan tidak akan pernah bisa sembuh!

Aku memang tidak semenderita itu. Tapi menerima kenyataan bahwa, diluar sana banyak cewek2 yang jauh lebih menderita membuatku ikut sedih. Aku ingin membagi rasa tegar ini. Aku ingin memberi tahu caranya agar bisa lebih menikmati hidup. Terlalu banyak hal yang bisa kita nikmati, selain memikirkan Kekurangan kita bukan?

9 tahun yang lalu, saat orang-orang mulai mengenali ada yang lain padaku, aku sudah dibanjiri dengan berbagai cemoohan dan tatapan aneh. Dan genap 2 tahun setelahnya, saat aku menerima hasil rontgen pertamaku (dan satu-satunya), bukannya bisa menghargai atau memaklumi, mereka lebih mencemooh lagi. berbagai kalimat pedih aku terima setiap harinya. Bertahun-tahun... Aku harus pura-pura tak tahu jika ada yang menatapku aneh. Aku harus menjawab jika mereka bertanya "ada apa denganku?", dan aku ingin sekali berteriak ketika mereka mengasihaniku "Aku tidak SAKIT!!!"...

Dan yang lebih menyakitkan, justru keluargaku-lah yang paling sering mencemoohku. Aku merasa tak diterima. Mereka sepertinya malu atas kelainanku itu. Yang paling aku sesali adalah, mengapa saat aku benar-benar butuh support... keluargaku justru semakin memojokkan, menohok, menampar, dan membuatku ingin lenyap dari muka bumi ini. Tak ada sedikitpun dukungan. Sama sekali tak ada! Hanya ada aku... Sendiri...

Bertahun-tahun aku terpuruk, hanya memegang satu kalimat dari tanteku (yang juga bernasib sama)... "Kamu nggak perlu minder. Kita masih punya Otak. Itu yang patut dibanggakan. Seorang cowok yang pinter, pasti lebih memilih cewek yang Pinter bukan?"

Dan jadi seperti inilah aku sekarang... Aku memang punya Kelainan. Tapi aku masih punya banyak hal lain yang bisa kubanggakan. Logika, Sastra, Seni, Musik, Olahraga, semua aku pelajari tanpa setengah-setengah. Aku ingin membuktikan, bahwa aku punya banyak keahlian dan bahkan aku bisa jauh lebih ahli dari mereka yang NORMAL.

Waktu kuliah, ketegaran dan kekuatanku semakin terasah. Saat aku kembali terpojok soal Kekuranganku ini, salah seorang temanku menceramahiku panjang lebar, "kamu masih dengerin apa kata orang-orang? Kamu masih mikirin kata2 gak penting mereka? Kalo mereka ngomongin kekuranganmu lagi, kamu tantang balik! Kamu suruh mereka menyebutkan hal yang gak bisa kamu lakukan... Aku yakin, mereka nggak akan bisa menyebutkannya. Kamu punya kelebihan jauh lebih banyak dari kekuranganmu..."

Aku sangat berterima kasih pada temanku itu, karena kata2nya membuat ketegaranku kembali pulih. Bahkan lebih kokoh dari sebelumnya. Aku tidak malu, dan aku tidak peduli lagi... Bagiku ini anugerah, karena tanpa ini mungkin aku tidak bisa seperti sekarang...

I love My Body... I Love My Soul...

2 komentar:

  1. Tuhan menciptakan kita dengan kesempurnaan menurut standartnya, dan itu menjadi standart dirimu sendiri bukan standart penilaian orang lain, so lets cuek :D

    BalasHapus
  2. aku selalu cuek beib... tapi sedih juga melihat bahwa banyak cewek diluar sana yang menderita karena tidak bisa secuek aku :(

    BalasHapus